REKANAN

Followers

umpan balik

Waktu Sholat Hari ini

Rukyat Atau Melihat Bulan (Hilal) Tanggal Satu Hijriyah

Istilah rukyat atau melihat bulan (hilal) tanggal satu hijriyah nampaknya sudah bukan hal baru di telinga kita. Sebagai muslim kita sering mendengar kalimat itu terutama menjelang puasa ramadhan dan ‘idul fitri serta ‘idul adha. Walaupun istilah rukyat dan melihat bulan (hilal) tanggal satu ini sudah lumrah di telinga, tapi sebenarnya mayoritas kita masih belum faham betul dengan bagaimana kegiatan itu dilaksanakan dan kerumitan apa yang menyertai kegiatan itu (penulis sebenarnya juga salah satu dari yang belum faham, hehehe....).

Mengapa tulisan ini kami angkat di blog ini? Tulisan ini sebenarnya tidak lebih dari bagian obrolan di warung-warung kopi. Walaupun begitu kami berharap melalui obrolan santai di sini dapat memberi sedikit pemahaman tentang kegiatan rukyat atau melihat bulan (hilal) tanggal satu. Maka dari itu tambahan informasi dari anda para pembaca semua sangat kami harapkan agar pembicaraan ini ada manfaatnya untuk kita semua.

Sebagai awam kita hanya bisa membayangkan kalau aktifitas melihat bulan tanggal satu (bulan baru) atau rukyat dan melihat bulan (hilal) hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman, disamping juga mengerti gambaran tentang posisi hilal atau bulan ketika rukyat dilakukan.

Pengetahuan tentang gambaran posisi bulan atau hilal tentu hanya bisa dikatahui dengan melakukan penghitungan oleh ahlinya. Penghitungan seperti ini biasa disebut hisab. Jadi kegiatan rukyat atau melihat bulan (hilal) tanggal satu (bulan baru) pasti didahului dengan kegiatan hisab atau penghitungan guna mengetahui posisi hilal secara mendalam. Sehingga pada saat pelaksanaan rukyat dapat dilakukan dengan lebih mudah. Begitu kira-kira. Ma’af kalau keliru, hehehehe.......

memperhatikan rumitnya kegiatan rukyat atau melihat bulan (hilal) seperti yang terbayang di atas, rasanya sulit bagi kita yang sangat awam ini untuk mendapat gambaran jelas tentang itu. Padahal istilah tentang rukyat dan hisab ini sudah terlanjur sangat sering terdengar di telinga kita. Bagaimana mengobati penasaran kita tentang gambaran kegiatan rukyat dan hisab ini?

Guna mengobati rasa penasaran, maka kita perlu mendapat gambaran tentang cara melakukan hisab yang kemudian diikuti kegiatan rukyat atau melihat bulan seperti realitasnya. Untuk itu saya ajak anda untuk melakukan penghitungan sendiri dengan bantuan alat yang sudah disediakan oleh para ahli kemudian kita lanjutkan melakukan bentuk kegiatan ru’yat atau menyaksikan bulan dalam bentuk miniatur alam raya dengan menggunakan bantuan software Starry night. Software tersebut pernah kami bahas di sini, maka anda harus membacanya guna melengkapi pemahaman terhadap tulisan ini. Atau dapatkan software tersebut dengan download dulu di sini.

Melalui penjelasan di halaman yang link nya telah kami buat di atas anda akan mendapatkan informasi lengkap dari cara downloadinstallsetting tempat (tempat astronomis) di mana anda tinggal. Setelah install dan melakukan beberapa setting terhadap software itu, sekarang anda bisa menggunakannya. Salah satunya melihat bulan (hilal) tanggal satu atau biasa dikenal dengan rukyat. Tapi ingat rukyat atau melihat bulan (hilal) yang akan kita lakukan nanti hanya bersifat simulatif (tiruan) bukan sebenarnya. Namun demikian walaupun bersifat simulatif, apa yang kita lakukan nanti akan dapat mengobati rasa penasaran kita, karena simulasi dengan software ini sangat mirip dengan kenyataan di alam nyata.

Setelah anda mengetahui hasil simulasi dengan alat bantu software tersebut, saya sarankan agar anda jangan memutuskan sendiri kapan tanggal satu bulan hijriyah, apalagi yang berkenaan dengan puasa ramadhan dan ‘idul fitri serta ‘idul adha. Serahkan penetapan tanggal satu bulan hijriyah tersebut kepada yang berhak menetapkan (ahlinya), karena terdapat beberapa perbedaan kriteria dalam menentukan kapan tanggal satu bulan hijriyah itu.

Sekedar tambahan informasi bahwa khusus di Indonesia, perbedaan kriteria dalam menentukan kapan tanggal satu bulan hijriyah adalah:

1. Kriteria Imkanur rukyah (kemungkinan hilal bisa dirukyat) adalah versi pemerintah
2. Kriteria wujudul hilal (bulan wujud) adalah kriteria dari beberapa ormas Islam
3. Dengan berpatokan rukyat global artinya menggunakan rukyat yang dilakukan pemerintah saudi arabia.

Masing-masing kriteria di atas mempunyai syarat-syaratnya masing-masing.

Imkanur rukyat mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ijtima’* atau konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam.
2. Umur hilal (bulan baru) pada saat matahari terbenam telah lebih dari 8 jam sejak ijtima’.
3 Ketinggian bulan di atas ufuk saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan qamariyah tidak kurang dari 2° dan jarak lengkung (bulan-matahari) tidak kurang dari 3°. Dengan syarat-syarat itu bulan baru atau hilal bisa terlihat ketika rukyat dilaksanakan.

*Ijtima’ = konjungsi, bulan baru, Bulan mati

Sedangkan syarat untuk wujudul hilal adalah sebagai berikut:

1. Ijtima’ atau konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam.
2. Posisi hilal (bulan baru) pada saat matahari terbenam sudah di atas ufuk, berapapun tingginya, asal lebih besar dari NOL derajat. Jadi tidak mensyaratkan hilal bisa di rukyat (terlihat mata) atau tidak.

Kriteria-kriteria itulah yang digunakan untuk menetapkan tanggal satu bulan hijriyah di Indonesia, khususnya dalam menentukan awal puasa ramadhan dan ‘idul fitri serta menetapkan kapan hari raya ‘idul adha oleh masing-masing kelompok yang meyakini. Mana yang benar diantara penetapan kriteria-kriteria itu? Anggap saja semua benar, karena tentu masing-masing mempunyai dasar yang bisa dipertanggungjawabkan. Tapi ingat kita tidak mungkin memilih semuanya. Saling menghormati adalah kuncinya.

Dengan mengetahui kriteria penetapan tanggal satu bulan hijriyah melalui bantuan software yang telah disebutkan di atas, kita akan dapat mengetahui tahun kapan saja akan terjadi perbedaan dalam mengawali puasa ramadhan atau berhari raya ‘idul fitri dan ‘idul adha di Indonesia. Caranya ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Lihat ijtima’ akhir bulan.

Untuk mengetahui kapan ijtima’ akhir bulan anda bisa melihat kalender, atau dengan alat bantu sebuah file bernama fase-bulan yang dirancang oleh seorang ahli dari UGM. Download dulu alat bantu dari microsoft exel yang kapasitasnya sangat kecil Cuma 47 kb itu. Buka dan masukkan bulan dan tahun hijriyah pada tempat yang telah disediakan. Maka anda akan tahu kapan ijtima’ akhir bulan terjadi.

Contoh:
Buka File fase-bulan yang baru didownload tadi. Untuk mengetahui ijtima’ akhir bulan sya’ban, bulan ke 8, yang berarti masuk bulan baru yaitu bulan puasa ramadhan (bulan 9) maka masukkan angka 9 di sell bulan hijriyah. Tahun diisi tahun sekarang yaitu 1431. Dari data itu akan diketahui bahwa ijtima’ akhir bulan sya’ban tahun 1431 H (masuk bulan baru yaitu bulan puasa ramadhan) bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 2010 jam 3.08.01 UT (Universal Time). Jam tersebut sama dengan jam 10.08.01 WIB (karena perbedaan waktu +7 jam dari Greenwich).

2. Setelah mengetahui Kapan dan jam berapa ijtima’ akhir bulan sya’ban, Jalankan Starry night dengan klik start, pilih Starry night back yard dan klik Set Home Location. Ubah tempat atau lokasi di mana anda akan melakukan rukyat, misalnya di tempat anda berdomosili. Atur tanggal sesuai kapan ijtima’ terjadi. Ubah waktu sesuai keinginan, jika ingin mengetahui posisi bulan ketika matahari terbenam setelah ijtima’, ubah waktu menjadi jam pada sore hari setelah ijtima’. misalnya jam 17.00 setelah terjadi ijtima’. Jadi kalau ijtima’ terjadi setelah matahari terbenam, atur waktu pada sore hari berikutnya.

Arahkan posisi mata angin ke sebelah Barat (N = utara, S = Selatan, E = timur, W = Barat) dengan menggeser tampilan starry night dengan menggunakan mouse. Hasilnya lihat tampilan miniatur alam raya dari starry night pada gambar di bawah ini.




Dari tampilan gambar di atas kita bisa memperkirakan bahwa awal puasa atau tanggal satu Ramadhan pada tahun ini insya Allah bertepatan dengan tanggal 11 Agustus 2010 baik yang menggunakan kriteria Imkanur rukyah maupun Wujudul hilal. Jadi kemungkinan tidak akan terjadi perbedaan dalam mengawali puasa ramadhan tahun ini. semoga begitu! Ma’af kami tidak membahas mereka yang menggunakan ukuran rukyat global. Karena ukuran yang dipakai adalah kota mekah di arab saudi. Tapi anda bisa melakukannya dengan mengubah lokasi untuk mecca arab saudi. Silahkan dicoba!

Selanjutnya sebagai bahan percobaan, silahkan anda lihat atau melakukan simulasi rukyat pada akhir bulan ramadhan 1431 H dengan langkah-langkah seperti di atas. Dengan melakukan simulasi rukyat akhir ramadhan, anda akan bisa memperkirakan jatuhnya hari raya ‘idul fitri dan bisa mengetahui kemungkinan terjadi perbedaan dan kebersamaan dalam ber’idul fitri. Selanjutnya silahkan dikembangkan sendiri.

Demikian dengan bantuan software starry night kita lakukan simulasi rukyat atau melihat bulan (hilal) tanggal satu hijriyah. Semoga bermanfaat.

Baca Artikel Terkait berikut ini:



3 comments:

Heri Fauzan Suheri said...

Ramadhan tinggal sebulan lagi, yuk kita persiapkan diri kita....

Anonymous said...

ahlan wasahlan ya ramadhan....

teguh raharjo said...

matur nuwun sangat membantu saya dalam menggunakan SN pro plus 6 u/ melihat bulan.

Post a Comment